Hitam Tak Selamanya Hitam
Hikayat hidup setiap insan beragam cerita, begitupun cinta, hitam putih sebuah pilihan, tak perlu memandang sebelah mata pada sesama karena pilihan hidup.
Imajinasi bagai kisah yang tertunda satu persatu menjadi kisah nyata, lakon dunia bagai tontonan, seleksi alam sedang bekerja.
Tercatat dalam buku hitam para pelakon menggores ujung belati meski tubuh tak berdarah, hati berlumur darah. Buhul-buhul lenyap dengan sendirinya.
Alamat terkirim pada sang Pemilik hidup, satu persatu nama dicatat dalam lembaran hitam menunggu antrian, cepat atau lambat, ingatlah tanah kembali pada tanah.
Meluapkan didihan amarah tak perlu dilakukan, cukup mengadu pada Sang Pemilik Jiwa, kayu bakar telah dipersiapkan untuk jiwa-jiwa berdarah.
Titik akhir sudah datang, terulang dan terulang, tiada pengampunan lagi buhul-buhul kembali pada sang pengirim, nikmatilah.
Alam semesta menjadi saksi ketika beraksi tak ada yang bisa memungkiri, kekuatan pengirim buhul? Tidak ada artinya dengan kekuatan Sang Pemilik Nyawa.
Kekuatan manusia ada batasnya, jangan pernah berharap pada manusia karena mereka sebenarnya lemah teramat lemah.
Sandiwara demi sandiwara dipertontonkan agar meluluhkan sebongkah hati, senyum manis dipersembahkan, kuku runcing dibalik punggung. Tuhan Maha Tahu Segalanya.
Elang terbang tinggi meninggalkan sarangnya, mengepakkan sayap di atas awan ketika lelah ia akan kembali pada sarangnya. Bagai kekasih jauh di mata namun hati selalu bersama.
Lingkaran tak berujung meluahkan rasa, senyuman menghilangkan kelelahan, menyuntikkan untuk tetap kuat melangkah menuju satu titik.
Alangkah anggunnya bercengkrama dalam rasa, kidung cinta mengalun dalam rangkaian irama nan syahdu, alam semesta lembut menyertai.
Malam bagai tinta hitam mencatat kisah perjalanan tertuang di atas kertas putih, hitam tak selamanya hitam begitupun putih tak selamanya putih.
Air mengalir melewati pepohonan bersembunyi dalam rindangnya hutan, segar menghidupkan makhluk kehausan.
Nama insan tercatat dalam tinta hitam, bagai pelangi menghiasi langit setelah hujan badai melanda.
Yakinlah dengan rencana Tuhan, terasa berliku, menyakitkan, merobek-robek rasa sabar, mengoyak rasa ikhlas, terasa pahit percayalah cahaya didepan mata.
Amanat yang harus dijaga ketika terucap di bibir, meski pandangan buruk selalu ada, lebih mulia terlihat hitam tersembunyi mutiara daripada terlihat putih menyembunyikan bangkai.
Hidup dengan reribu pilihan, dipilih bukan memilih, dipinta bukan meminta. Tak perlu merengek agar dipilih dan terlihat, menjalani takdir yang sudah digariskan.
Iklhas tak perlu terucap, biarlah berkata pada hati bahkan tangan sendiri tak perlu tau, ada Tuhan Maha Mengetahui.
Tatapan tajam dibalik awan mengiring perjalanan, mengawasi setiap langkah dan gerak, kepercayaan harus dijaga.
Ambilah anak panah lesatkan di jantung ini, bila amanat tak dipegang, percayalah purnama utuh dalam pangkuan.
Malam hening mengantarkan rasa, terikat dalam untaian demi untaian yang dilantunkan. Doa yang sama lirih terdengar di keheningan malam.
Disclaimer: Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.