Catatan Tentang Anak dan Ibu
Catatan Tentang Anak dan Ibu
Catatan Tentang Anak
Tak ada seorang ibu yang mendoakan buruk pada anaknya, karena mereka adalah belahan jiwa yang akan menemani dikala senja.
Seperti burung yang terbang tinggi di angkasa, mereka akan kembali pada sarangnya, begitupun anak yang merantau di belahan dunia manapun, suatu saat pasti akan menuju pulang untuk bersua dengan kita sebagai orang tuanya.
Hidup di dunia ini penuh rahasia, seorang anak tak bisa memilih rahim wanita yang akan melahirkannya di dunia, dari rahim wanita Sholihah-kah, dari rahim wanita pelacur-kah atau bahkan dari rahim seorang wanita yang tidak menginginkan kehadirannnya di dunia.
Mungkin ada seorang anak yang merasa beruntung karena terlahir dari keluarga bahagia dan kaya raya, dan mungkin ada pula anak yang merasa kurang beruntung karena Ia terlahir dari keluarga yang serba kekurangan.
Bahkan mungkin ada anak yang merasa malang karena terlahir di keluarga yang menurutnya kedua orang tua nya itu kurang baik mendidiknya.
Ah! Seandainya anak bisa memilih, tentu saja mereka menginginkan kehidupan yang sempurna di dunia.
Catatan Tentang Ibu
Semua orang tua tentu saja ingin memiliki anak yang sempurna, Sholeh dan Sholehah tentunya karena itu merupakan rezeki yang tak terhingga.
Percayalah! Ada doa orang tua yang mengalir deras untuk setiap anak-anak mereka walau mungkin itu tidak pernah mereka ucapkan di depan anak-anaknya.
Doa seorang ibu dan juga seorang ayah untuk anak-anak nya. Tentu saja adalah doa yang paling mustajab dan sangat cepat dikabulkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu sebagai orang tua kita tentu saja harus bisa untuk menjaga lisan-lisan kita, agar jangan sampai mengeluarkan ucapan yang tidak baik kepada anak-anak kita, sebab sesungguhnya ucapan adalah doa.
Memang sangat sulit untuk tetap bisa menjaga lisan agar tetap mengucapkan kata-kata yang baik tentang anak-anak kita, apalagi ketika kita sedang terbakar amarah karena mungkin sikap anak-anak yang kita anggap tidak mau mengerti akan keadaan orang tuanya, hingga terkadang ada beberapa orang tua tanpa sadar mengeluarkan ucapan berupa umpatan kepada anak-anaknya.
Mereka berkumpul bersama orang tua itu tidak akan lama, suatu saat mereka akan tinggal bersama pasangan halalnya masing-masing dan kita, sebagai orang tua pasti akan merindukan saat-saat dimana mereka dahulu selalu berada di dekat kita.
Curahan Hati Seorang Ibu
Entah kenapa saat ini Penulis merasakan kesedihan yang begitu dalam, catatan singkat ini sengaja Penulis goreskan di Diary ini sebagai upaya untuk meredam perasaan haru dan kesedihan yang tengah Penulis rasakan saat ini.
Waktu terasa begitu cepat berlalu, hingga pada satu titik di ruang waktu penulis bagai orang yang terperanjat ketika menyadari bahwa mereka, anak-anak yang Penulis anggap selama ini masih begitu kecil itu ternyata saat ini telah tumbuh menjadi dewasa, yang artinya, cepat atau lambat, siap ataupun tidak siap, penulis harus siap dengan anak-anak yang mungkin sebentar lagi akan disibukkan dengan kehidupannya masing-masing.
Waktu terasa sangat cepat berlalu, simpul waktu masih memperlihatkan bagaimana anak-anak yanh masih menjejakan langkah kaki nya di masa - masa kecil itu saat ini telah berada di masa remaja.
Sebagai seorang ibu dari anak-anak yang kini telah beranjak dewasa. Tanpa mereka sadari, Penulis memang terkadang suka memperhatikan keadaan mereka ketika sedang tertidur lelap dalam mimpinya.
Karena kesibukan menuntut ilmu, mereka memang merantau diluar kota, hingga ketika anak-anak sedang kumpul di rumah itu adalah suatu kebahagiaan yang luar biasa, Penulis terkadang merasa bahwa selama ini belum mampu memberikan yang terbaik kepada mereka, hingga tanpa sadar, dalam setiap doa selalu terselip harapan agat mereka selalu bahagia dimanapun berada.
Salah satu kelemahan Penulis adalah selalu menitikan air mata ketika mereka kembali ke Kota tempat mereka menuntut ilmu. Terkadang timbul keinginan untuk menahan mereka agar lebih lama bercengkrama bersama Penulis seperti masa-masa kecil mereka dahulu, namun Penulis sadar bahwa masa lalu dan masa kini telah jauh berbeda. Demi masa depan dan kesuksesan mereka kelak, Penulis lepaskan mereka dengan iringan doa. Penulis menitipkan mereka pada Sang Pencipta, biarlah mereka dalam penjagaan-Nya.
Karena Penulis percaya, Allah mengabulkan satu persatu doa yang selalu dipanjatkan dari bibir ini. Penulis sadar sesadarnya bahwa saat ini Penulis sedang menjalani skenario cerita yang sudah ditulis oleh Sang Pemilik kehidupan ini.
Di akhir kata, hanya doa-doa terbaik yang bisa Penulis tuliskan untuk mengakhiri tulisan di buku Diary ini. Untuk mereka orang-orang tercinta bagian dari hidup ini. Doaku selalu mengiringi langkah mereka dimanapun mereka berada nanti.
Lautan Kata 1919