HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Ayat-ayat Cinta

Imajinasi Tanpa Batas

 

Aku hanya ingin mendengar ayat-ayat cinta rutin keluar dari bibirmu. Agar aku bisa mendengar dan meresapinya di sepanjang hidupku. Bukankah beberapa orang bijaksana pernah mengatakan,"Akan mendapatkan pahala bagi siapapun yang membacakannya dan begitu juga bagi yang mendengarkannya?"


Aku ingin terus mendengarkan ayat-ayat cinta yang keluar dari bibirmu selama nyawa ini masih berada di tubuhku."


Ditemaram senja, diantara dedauan yang jatuh dipinggir jalanan kota impian, engkau tersenyum sambil menganggukan kepala sebagai tanda setuju dengan permintaanku.


Aku takkan pernah bosan untuk terus merayumu, agar kedua telinga ini terus mendengar ayat-ayat cinta itu keluar dari bibirmu.

Lagu-lagu romantis gubahan musisi dunia sering menjadi pengiring tidur dan tak jarang kita nyanyikan dan jadikan pemanis hasil-hasil karya tulis kita, tapi ternyata itu semua tak mampu membuat jiwaku tenang hingga dibawah sinar bulan purnama yang masih sempurna bulatnya aku tetap meminta,"Bacakan lagi ayat-ayat cinta itu untukku, karena aku begitu ingin mendengarnya."

 
Duhai kekasih belahan jiwaku, "Bisikkanlah ayat-ayat cinta itu ditelingaku karena aku ingin berbagi pahala denganmu di bangun dan tidurku."


Kenapa kusebut itu sebagai ayat-ayat cinta? Karena engkau pernah mengatakannya kepadaku, "Sesungguhnya itu bukanlah syair buatan pujangga dari masa lalu, tapi itu adalah percakapan antara Sang Pencipta dengan hambanya."

Dilain waktu engkau kembali meneruskan cerita tentang ayat-ayat cinta yang dibuka dengan kalimat Sang Pencipta yang memperkenalkan siapa diri-Nya kepada si hamba yang dibangun dan tidurnya selalu memohon kepada Tuhannya dengan berkata,"Tunjukilah kami jalan yang lurus, dan teguhkanlah kami di jalan itu, yaitu jalan hidup yang benar, yang dapat membuat kami bahagia di dunia dan di akhirat, serta dapat mengantarkan kami menuju keridaan-Mu."

Hari-hariku yang dahulu begitu sendu dan terasa pilu kini perlahan tapi pasti tlah berubah seiring berjalannya waktuku bersamamu.


Alam dan rasa tlah menyatukan kita, menciptakan butir-butiran
kebahagiaan yang hanya Dia, engkau dan aku yang tahu.


Engkau selalu mengatakan "Biarkan saja orang-orang yang selalu berprasangka buruk kepadamu  tetap berada didalam keburukannya sendiri, karena sesungguhnya dirimu itu adalah cermin yang akan memantulkan bayangan apapun yang ada didepannya."

Menurutmu, dunia ini begitu indah dengan semua warna-warni didalamnya. Jangan biarkan dirimu hanyut terbawa arus prasangka mereka yang menginginkan dunia ini hanya memiliki satu warna.


Diantara semburat cahaya fajar yang tengah beranjak menyinari dunia, engkau pernah berkata,"Teruslah berjalan mengikuti alur cerita milik Sang Pemilik Rasa .Jangan ragu dan jangan bimbang, karena sesungguhnya Kami ada untuk orang-orang yang selalu ingat kepada-Nya."

Jika Chu Pat Kay, si siluman babi dalam serial Kera Sakti pernah berkata, "Dari dulu begitulah cinta, deritanya tiada akhir. Kalau deritanya hilang, ingatan tentang hal yang menyakitkan dan mengerikan tidak akan pernah hilang." Maka akan kuingat setiap kata demi kata yang pernah engkau ucapkan diantara ayat-ayat cinta.

Seorang Ustadz yang juga menjadi guru mengaji di salah satu masjid terbesar di kotaku pernah mengatakan,"Ujian terberat seorang manusia itu adalah ketika dia sedang diuji dengan rasa cinta. Rasa cinta itu bisa timbul kepada siapa saja, bisa pada suami, orang tua, anak dan juga mungkin pada hal-hal yang awalnya tidak mungkin mampu menimbulkan rasa cinta." Namun lagi-lagi kala itu aku hanya mampu mengingat setiap kata demi kata yang pernah engkau ucapkan, sambil berharap bahwa engkau akan selalu membacakan ayat-ayat cinta itu kepadaku di bangun dan tidurku.



www.rumahfiksi.com

Artikel biasa adalah konten yang bisa diakses oleh semua pengunjung rumahfiksi.com. Konten Premium adalah konten yang dapat diakses dengan sistem berlangganan pada situs dalam jaringan (online). Konten Premium disajikan dengan artikel yang lebih mendalam.

Tutup Iklan
www.domainesia.com