Menepi Disudut Mimpi
Menepi Disudut Mimpi
Biarlah malam ini aku menepi sejenak
Menjauh dari kebisingan yang selalu mengelilingiku
Aku akan minum sebutir obat tidur, terlelap dibuai mimpi
Biarkan sejenak aku bergembira disudut mimpi
Tak perlu pujian setinggi langit
Bila dibelakang masih ada yang lebih dipuji - puji
Ternyata luka itu tak mesti berdarah
Pertanyaan yang sulit dijawab itu akan selalu membuat luka
Tak perlulah berulang kali pertanyaan terlontar
Bila sulit terjawab akan kembali bertanya
Sungguh terlihat betapa berat untuk menjawab iya atau tidak
Tak usah capek-capek pergi ke sungai hanya karena ingin meminum seteguk air
Bila air itu berada dihadapan
Biarkan aku menepi disudut mimpi bila itu membuatmu tenang
Tak berdiri di depan, bila dibelakangpun semua akan melihat sebuah keberadaan
Kicauan burung terdengar merdu meski tak terlihat
Tidak seperti semut meski berlari mengitari langkah, tapi tak terlihat
Bulir-bulir yang menggantung disudut hijaunya daun
Tetap akan terlihat sebelum mentari memanggangnya dan lenyap
Menepi disudut mimpi, helaan napas terasa berat
Menanti dilautan tak bertepi
Tak perlu berbagi air mata, bila senyuman masih bisa kubagi
Tak perlu berbagi kesedihan, bila setitik bahagia masih bisa kurasa
Pada hujan aku hanya bisa menitip kesedihan agar bersembunyi diantara derasnya hujan
Pada angin aku hanya bisa menitip pesan, bawalah puisi ini terbang jauh sampai ke negeri awan
Pada lautan aku hanya berkata sebarkan kata-kata dalam puisi pada buihnya ombak yang menerjang batu karang
Biarkan aku berada dibarisan paling belakang yang tak seorangpun dapat melihatnya
Adsn1919