Pisah Sambut
Pisah Sambut
Tradisi Pisah Sambut
Sudah menjadi tradisi yang tak tertulis, bila ada pejabat di suatu instansi ada yang mutasi selalu ada acara pisah sambut. Ada yang pergi dan ada yang datang. Saya persempit pembahasan karena yang akan saya tulis ini pengalaman pribadi dan yang saya lihat ketika ada rekan Kepala Sekolah yang mutasi.
Pisah sambut ini bisa diartikan, pejabat yang lama
menyambut pejabat yang baru, sebelum pejabat lama meninggalkan tempat
lama menuju tempat tugas yang baru.
Rasa haru selalu menyelimuti
acara pisah sambut, karena setelah acara pisah sambut bisa dipastikan
pejabat lama akan meninggalkan tempat lama dan kebersamaan dalam tugas
kedinasan akan berakhir.
Begitupun dengan acara pisah sambut
yang diadakan di Komplek SDN Sunyaragi 1 & 2. Rasa haru menyelimuti
kegiatan tersebut. Jujur saja, saya merasa belum berbuat apa-apa untuk
sekolah yang lama, karena baru setahun, guru saya bilang baru lima
langkah, tapi langkah ini harus terhenti.
Saya menahan-nahan
agar air mata ini tidak turun ke pipi, tapi apa daya, ketika perpisahan
semakin dekat, rasa sedih semakin terasa, melihat wajah guru-guru, air
mata ini langsung mengalir. Apalagi ketika ada guru membacakan puisinya,
semakin deras air mata ini turun di pipi.
Pembacaan Puisi di Acara Pisah Sambut
Puisi
yang diciptakan Bu Yuli hanya sebentar dan langsung jadi, puisi dari
hati terasa sampai ke hati. Puisi ini saya simpan di blog saya, biar
terpatri dan bila saya membuka blog ini, saya akan menikmati puisi indah
dari Bu Yuli sebagai kado untuk saya.
TERIMAKASIH UNTUK KEBERASAMAAN
Tak Terasa
Waktu begitu cepat berlalu
Hanya sedikit kisah yang terukir
Seperti angin lalu, meniupkan debu di hamparan
Tak kusangka kebersamaan ini
Akan berakhir hari
Di tempat ini
Kami disirami ribuan kasihmu
Ribuan petuahmu
Ribuan semangatmu
Yang selalu mewarnai hari-hari
Dan, di tempat ini
Kami pernah mengukir kenangan indah bersama ibu
Ibu Kepala Sekolah yang baik hati
Waktu kita begitu singkat
Kami akan selalu mengenang keberadaan ibu di sini
Hari ini
Ditempat ini, kita tidak akan pernah berpisah
Kita tidak akan pernah pergi
Hanya raga kita yang terpisah
Ibu
Tetaplah menjadi pemimpin yang bijaksana
Selamat mengemban amanah baru
Jangan pernah lelah mengukir prestasi
Dimanapun ibu melangkah
Semoga sukses untuk perjalanan selanjutnya
Maafkan kami
Jika ada sikap dan tutur kata yang tidak berkenan di hati
Jangan pernah lupakan kami, Bu
Kami akan selalu mengenang ibu
Walau jauh di mata, namun dekat di doa
(Yulia Soneta, 18 Februari 2022)
Diksi
yang dibacakan Bu Yuli sangat mengena di hati, ketulusan guru-guru
terlihat jelas, memandang wajah mereka semakin hati ini terasa berat
meninggalkan mereka, masih terbayang kebersamaan dengan mereka. Baru
kemarin kebersamaan ini dan harus terpisah karena tugas.
Ucapan Terimakasih Saya di Pisah Sambut
Guru-guruku
yang hebat, terimakah atas kerjasama dan kerjakerasnya selama ini.
Terimakasih atas kenangan yang tertoreh dalam sejarah kehidupan ini.
Mereka
tau kebiasaan saya yang selalu memakai ransel, kado terindah dari
guru-guruku ransel berwarna biru dan mukena putih, mengingatkan saya
agar selalu mengingat Tuhan. Hari Jumat ini, dari pagi sampai sore hujan
turun tipis-tipis seperti mewakili perasaan saya yang akan meninggalkan
SDN Sunyaragi 2.
DOKUMENTASI KEGIATAN
ADSN1919