HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Hening

Imajinasi Tanpa Batas

Hening

Malam ini terasa hening, begitu hening sampai desiran anginpun tak terdengar, ketika aku mengadu kepada Tuhan, atas kesakitan yang aku rasakan, dalam ketidak berdayaan, hanya kepada Tuhan kuserahkan segala urusan.

Ketika genangan turun deras di kedua pipi, aku ingin tak perlu semua orang tau, biarlah kedukaan ini hanya aku dan Tuhanku saja yang tau.

 

Tuhan, hati ini seperti dicubit kepiting kecil yang capitannya begitu tajam, terasa perih,  tapi aku harus diam, demi untuk menjaga keadaan. 

Aku tidak ingin rentetan peluru yang bisa keluar dari mulut ini akan melukai. Aku tidak ingin menoreh luka dengan rentetan yang tidak terjaga, biarlah semuanya kusembunyikan didalam hati.

Tuhan... hanya Engkau yang tau apa - apa saja yang tersembunyi dihati ini, Engkau Maha Mengetahui bahwa bukan makian atau kebencian yang ada di dalam hati ini.

Aku sering bertanya di dalam hati, "Kenapa bisa seperti itu?"  

Aku hanya bisa tertunduk tanpa berkata-kata, saat bibir ini begitu kelu untuk berbicara. Aku ingat pada  nasehat kedua orangtua, bahwa api akan padam dengan siraman air. Jadi biar saat ini aku menjadi air saja demi kebaikan kita semua.


Aku tidak ingin menebak - nebak apa yang sesungguhnya tersembunyi di dalam hati setiap insan, biarlah hanya Ia dan Tuhannya yang tau, hitam atau putih biarlah menjadi rahasia. Lebih baik tidak pernah tau atas sebuah prasangka, biarlah keraguan ini dihanyutkan oleh aliran air, hilang dan lenyap, sehingga tidak lagi ada prasangka.

 

Saat makhluk Tuhan tertidur lelap, terasa damai jiwa ini, disaat hanya aku dan Tuhan di keheningan malam. Tak terdengar makian atau rentetan sebuah kekesalan, terasa indah bila sedang berdua dengan Sang Pemilik nyawa.

Jika aku menjadi bunga  Mawar, tak mungkin aku ingin berubah menjadi bunga Melati, biarkan aku menjadi bunga Mawar dengan kelebihan dan kekurangannya dan demikian juga yang aku harapkan dari bunga melati yang aku percaya tidak akan menghianati.


Bukankah Tuhan menciptakan makhluk dengan kelebihan dan kekurangannya? Harimau tetaplah menjadi Harimau, jangan ingin merubahnya menjadi  seekor Kijang dengan memaksanya memakan rumput. Hanya untuk sebuah pengakuan atas sebuah keberadaan. Pun sebaliknya, karena ada takaran pada masing-masing makhluk ciptaan-Nya.

Galilah potensi yang ada, jangan melihat kelebihan orang lain karena itu bisa membuat kita akan merasa kerdil, terpuruk, lemah dan merasa tidak berdaya. Jangan iri melihat hasil seseorang, karena kita tidak tau, proses yang telah dijalaninya. 

Jangan takut, karena apa yang kita takutkan itu biasanya terjadi, takut kehilangan niscaya Tuhan akan memberikan bagaimana rasanya sakit  akan sebuah kehilangan. 

Tuhan, hanya pada Engkau aku serahkan hidup dan matiku. Pada Engkau semua beban tercurah. Aku terlelap disaat hujan turun deras, seperti pertamakalinya sepasang mata mengintai. Karena aku yakin bahwa  dia engkau hadirkan untukku juga atas izinMu.


ADSN1919




 

 Kembali

Halaman
1

 © 2020-2023 - Rumahfiksi.com. All rights reserved

22 komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Batal
Comment Author Avatar
8 Maret 2021 pukul 19.19
pengandaian antara mawar dan melatinya puitis...

very contemplatif :)
Comment Author Avatar
9 Maret 2021 pukul 17.47
😂😁 ingatnya bunga mawar dan melati 😁
Comment Author Avatar
6 Maret 2021 pukul 09.00
Diam adalah obat mengatasi segala masalah hidup,.salah satunya kegabutan
Comment Author Avatar
9 Maret 2021 pukul 17.46
😁iya mending diam 😁😀
Comment Author Avatar
5 Maret 2021 pukul 07.44
Ibu Tulisannya keren banget, minta bimbingannya bu untuk jadi penulis juga, hehehe
Comment Author Avatar
9 Maret 2021 pukul 17.45
Sama2 belajar 😁😀
Comment Author Avatar
27 Februari 2021 pukul 21.57
Jika aku menjadi bunga Mawar, tak mungkin aku ingin berubah menjadi bunga Melati,... Cucok, ananda. Jadilah diri sendiri.
Comment Author Avatar
27 Februari 2021 pukul 22.07
Siap bund 😁😀😊
Comment Author Avatar
26 Februari 2021 pukul 21.14
[Ngintip, ah] menerka makna heningnya Bu Hajjah 👍👍😀
Comment Author Avatar
27 Februari 2021 pukul 05.08
Hehehe makasih sudah mampir 😁
Comment Author Avatar
26 Februari 2021 pukul 19.25
Saya suka keheningan
Comment Author Avatar
27 Februari 2021 pukul 05.07
Hehehe kalo hening banyak ide 😁
Comment Author Avatar
26 Februari 2021 pukul 05.17
Gabungan dari kepasrahan dan introspeksi pasti didasari dari hati yang sudah banyak makan asam garam kehidupan.

Hening dan diam bisa saja konteksnya berbeda karena dalam hening terkadang gerak hati kita jauh lebih cepat menggapai-Nya ketimbang ketika hingar-bingar kehidupan menguasai. Mantap Mbak Dinni 👍
Comment Author Avatar
26 Februari 2021 pukul 06.48
Mba Desi ulasannya ngena banget 😁😀😀 kerrren
Comment Author Avatar
25 Februari 2021 pukul 18.18
Cihui 😀😀😀
Comment Author Avatar
25 Februari 2021 pukul 19.15
😁😂😀
Comment Author Avatar
25 Februari 2021 pukul 17.51
Perenungan yang dashyat
Comment Author Avatar
25 Februari 2021 pukul 19.15
Super dahsyat 😁
Comment Author Avatar
25 Februari 2021 pukul 17.17
widiiiiiih mantul....
Comment Author Avatar
25 Februari 2021 pukul 19.14
😁😁 makasih
Comment Author Avatar
25 Februari 2021 pukul 08.04
Tuhan, hanya pada Engkau aku serahkan hidup dan matiku. Pada Engkau semua beban tercurah.

Keren Mbak Din☺️👍
Comment Author Avatar
25 Februari 2021 pukul 19.14
😁😀 makasih, mas sudah mampir 😁😀
Tutup Iklan
www.domainesia.com